Kalau saya tidur di kandang kambing, saya tidak perlu menjadi kambing, dan tidak perlu juga mengubah kambing menjadi saya. Bahkan tidak perlu menjalankan suatu metoda toleransi di mana saya mengkambing-kambing diri dan kambing menyesuaikan diri seakan-akan kambing adalah saya. Kambing tidak perlu menyembunyikan identitas dan eksistensinya sebagai kambing, dan saya tidak perlu menyembunyikan siapa saya.
Pluralisme adalah kerbau membiarkan kambing menjadi kambing, dan kambing mempersilakan kerbau menjadi kerbau. Jelas kambingnya, jelas kerbaunya, sehingga plural. Kalau kerbau “tidak boleh menonjolkan kekerbauannya” dan kambing “jangan menonjolkan kekambingannya” maka keadaan akan berkembang menjadi singularisme.
Dikutip dari buku “Kafir Liberal” karya Emha Ainun Nadjib

Tidak ada komentar:
Posting Komentar