Selasa, 31 Juli 2007

takziyah paus

Karena sejak beberapa hari sebelum Paus meninggal Kiai Kanjeng berada di roma (Vatikan terletak di dalam kota Roma), Cak Nun diserbu berbagai pertanyaan yang aneh-aneh bahkan naif dan absurd, juga gugatan. Berikut ini beberapa tanya jawab, baik melalui wawancara jarak jauh, telepon maupun SMS.

“Kan Cak Nun termasuk tokoh Islam, kenapa berada di Vatikan pusatnya Katholik?”. Cak Nun menjawab: “Dulu Nabi Muhammad adalah muslim sendirian di tengah masyarakat yang seluruhnya kafir. Sedangkan umat Katholik adalah manusia ber-Tuhan, bukan kafir”.

SMS dari seorang Kiai berbunyi: “Takziah ke Paus nih yee...”. Dijawab: “Saya sedang menghormati makhluk bikinan Allah. Kalau makhluk-Nya tak saya hormati nanti Penciptanya tersinggung”.

“Bagaimana hukumnya berada di tengah-tengah kerumunan massa layatan Paus?”. Dijawab – “Kan di kampung siapa saja yang meninggal kita biasanya melayat juga. Bahkan jika seekor anjing mati, kita menghormatinya juga”.

Kok sampai Kiai Kanjeng menciptakan aransemen musik untuk suasana kematian Paus, bahkan Cak Nun membikin puisi khusus?”. Cak Nun menjawab: “Batu di dasar sungai saja bisa mengilhami lahirnya lagu. Di Dalam Al Quran Tuhan menyuruh ta’arruf atau saling kenal dan apresiasi di antara manusia. Perintahnya diawali dengan Ya ayyuhannas, wahai manusia, bukan hanya Ya ayyuhalladzina amanu atau wahai orang beriman...”

Dikutip dari buku “Kafir Liberal” karya Emha Ainun Nadjib

Tidak ada komentar: